Photobucket
KEEP DORK! and BE PROUD AS PARTY DORK!

5 Mar 2011

About PWG


  


Pee Wee Gaskins, sebuah band Pop Punk yang berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia, khususnya para remaja di setiap kota besar negeri tercinta. Dan whatzups sempat berbincang dengan seorang personil band ini yang bernama Dochi via “Dunia Maya”. Cowok ini bercerita bagaimana susahnya menulis lirik lagu dengan bahasa Indonesia, dan memberikan komentarnya terhadap band The Changcuters serta Efek Rumah Kaca. Silahkan menikmati interview ini.

1. Hallo Pee Wee Gaskins, apa kabar?
Baik whatzups, whatzup? Hehe

2. Pertanyaan Standar neh, gimana awal terbentuknya dan kenapa memilih nama Pee Wee Gaskins, apakah ada alasan khusus mengapa memilih nama tersebut?
2 taun yang lalu gue punya lagu yang gue bikin untuk cewe gue. Gue 
arrange sendiri dan rekam sendiri dan kata dia “hey this sounds nice, 
terusin aja” yaudah dari situ mulai deh perekrutan personil, and viola, 
pee wee gaskins. “it’s the name of a serial killer. With the name of a 
serial killer, we try to make some killer music haha. Yeah that’s about 
it. Oh and the song was here up in the attic.

3. Dari awal kemunculan kalian, sepertinya kalian telah menemukan formula yang tepat. Karena berhasil dengan sukses mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Lalu atas ide / pemikiran siapa formula tersebut? Dan mengapa memakai formula itu.
We try to combine what I learned in college and just doing things 
with our heart. Gue mahasiswa komunikasi dengan minor advertising, 
it really helps a lot.

4. Mini Album kalian The Stories From Our High School Years, dengar-dengar terjual hingga lebih dari 1000 copy neh. Gimana ceritanya tuh?
Lebih tepatnya 2000, kita promosi mengandalkan internet dan jual 
hand to hand aftershow, untuk distribusi sendiri waktu itu sangat 
terbatas karena kita bener-bener jalanin sendiri. Total DIY! Hehe 
itupun hanya jabodetabek.

5. Lalu apakah di full album kalian (The Sophomore) kalian merasa terbebani dengan kesuksesan mini album tersebut? Lalu mengapa memberi judul The Sophomore?
Ya, kita punya tanggung jawab untuk tidak mengecewakan yang 
sudah dulu mendengar mini album tersebut, dan kita memasukkan 
beberapa sound yang tidak ada di album sebelumnya, seperti gang 
vocals dan loop-loop yang lebih terasa, dibalut dengan sound gitar 
yang lebih berat dari sebelumnya. The sophomore bisa diartikan taun 
kedua, ini taun kedua kita, dengan bassist baru (kedua), album 
kedua, bisa dibilang, this is our next step for everything 

6. (Maaf), banyak orang selalu meng’identikan PWG dengan seorang Dochi, mengapa bisa begitu? 
Haha, ya mungkin karena gue lebih sering keliatan diluar, dan orang 
ngeliat dulu ini proyek gue sendiri, tapi sekarang engga ko, PWG is a 
whole package      

7. Dochi, apakah anda seorang yang katakanlah Otoriter & Tangan besi di dalam band? Lalu ada alasan khusus mengapa hampir seluruh lagu-lagu PWG anda yang menciptakan?
Gak ko, semua bebas campur tangan, untuk aransemen lagu juga 
kita lakuin bareng2, gue lebih ke bidang lirikal, mungkin di album 
selanjutnya yang lain mau nyumbangin lirik? Hehe

8. Sebutkan band-band apa saja yang meng’influence PWG?
Kita semua mengagumi Blink182, bagaimana mereka bisa berevolusi 
menjadi seperti sekarang, tanpa kehilangan identitas, they’re still 
Blink182. untuk masalah musical, kita banyak terinfluens temen- 
temen kita sendiri.

9. Range music kalian (sepertinya) sudah (telah) di populerkan sebelumnya oleh Rocket Rockers (RR)? Lalu, apakah RR memang menjadi salah satu band influence kalian?
Pop punk has been around for so many years, dan ya, RR telah 
sukses mempopulerkannya sebelumnya, kalau diibaratkan seperti 
hotdog, kita hotdog dengan tambahan keju, extra mayo, ditemani 
french-fries dan ice lemon tea. We’re good friends with 
rocket rockers.

10. Susah mana bikin lagu berlirik bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?
Bahasa Indonesia lebih susah, karena kosa katanya lebih berwarna, 
dan salah-salah pilih artinya bisa beda.

11. Ada rencana Go International?
Ada, dan insya allah lancar, amin.

12. Berikan pendapat kalian tentang beberapa band seperti : The Changcuters, Efek Rumah Kaca, Dead Squad, dan Homicide.
Mereka semua sukses dengan gaya mereka sendiri, being 
themselves and do it with all their hearts. Efek Rumah Kaca 
beranggapan bahwa pasar bisa diciptakan, Dead Squad 
memperlihatkan sisi lain dari Stevie yang lebih lembut di Andra and 
The Backbone, The Changcuters membuktikan bahwa baju ketat tidak 
bisa membatasi kelincahannya, dan Homicide mendidik dibidang politik; 
fasis yang baik adalah fasis yang mati, yakan? Kalau semua 
digabung gimana ya.
13. Dengan kesuksesan yang telah kalian raih saat ini, apakah kalian sudah merasa puas?
Merasa puas membuat kita jadi santai, ga puas-puas bikin kita jadi
Pengeluh. Hmm, We always keep trying to push further and 
further

14. Sex, Drugs & Rock & Roll. Apakah, kalian setuju dengan slogan kata-kata itu dalam dunia music atau band?
Itu pilihan. Balik ke individunya, yang jelas dalam dunia musik, jalan 
itu terbuka lebar, as for me? Sex, dubstep, and unagi roll aja deh

15. Ok, PWG terima kasih buat waktunya. Sukses terus yah.
Thanks juga buat kesempatan ini, rock 
on!
 

Teks      : RullyBoy
Photos : DOK PWG
 

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar